Engkau pernah memberiku sebuah peta tergulung kala purnama beringsut menjauhi penanggalan
Sungai berair jernih yg tergambar adalah surga impian utk tawarkan dahaga perjalanan
Bukan tanpa sebab kupillih menghela rakit dan menepi di dermaga hati yang kau bukakan pintunya
Bukan pula semata lari dari jerat pendusta maka kusambut tulus uluran cinta yang terucap tanpa suara
Mungkin tak terasa benih riak kian menguji sekuat apa ikatan temali di singgasana hati
Selaksa detik yg jatuh ajarkan diri bahwa diam tak berarti hilang peduli, meski kadang tak kupahami
Genggam jemariku, ...
Agar tak semata berteman bayang engkau menapak jalan
Sebab aku ada dalam untaian langkah
Temukan binar rinduku, ...
Agar tak selalu sepi yg mengawanimu menelusuri titian hari yg paling resah paling patah
Dan kini senja menyongsong kita di depannya
Akankah kita menyerah kalah atau memilih melangkah bersama?
-Yesica
used by permission
No comments:
Post a Comment