Grace Oey

Aku adalah Penyuka Fenomena Senja... Hangatnya, Biasnya, Cahayanya, dan tentu saja Cintanya... Aku Sendiri adalah Semburat Fajar..

Friday, July 29, 2011

Gadis Berpayung Bening

Ia seolah muncul begitu saja dan lenyap begitu saja
Tak ada yang tahu ia siapa
Tak ada yang tahu dimana ia berada
Tak ada yang ingat bagaimana rupanya
Tak ada yang ingat pernah bertemu dengannya
Ia, si gadis berpayung bening

Yang mengenalnya hanyalah sang payung sahabatnya
Angin teman seperjalanannya
Debu yang ia pijak
Pepohonan yang ia lewati dan jejak kakinya sendiri

Tapi ia mengenal orang-orang..

Suatu ketika di tengah perjalanannya, ia bertemu seorang anak kecil
Yang menangis..
Ia lalu menghampiri anak itu dan bertanya, "Mengapa kau menangis, malaikat kecil yang manis?"
"Aku cemburu pada kutilang. Ia begitu ringan hingga angin mampu membuatnya terbang. Aku begitu berat hingga melayang dua detikpun aku tak bisa," jawab si anak.
"Jangan menangis. Mari kutunjukkan padamu."
Lalu sang gadis membawa anak itu pada sebuah pohon.
Suara rintih pilu terdengar dari salah satu ranting di ujung kanan.
"Suara kutilang....," desah anak kecil. "Kenapa dia?"
"Sebaiknya kau bertanya."
"Mengapa kau merintih, kutilang kecil?"
Sang kutilang meninggalkan ranting di ujung kanan dan hinggap di bahu anak kecil.
"Karena aku iri padamu. Aku begitu ringan hingga tak bisa bersahabat dengan bumi. Aku iri padamu. Kau akan berlari-lari jika gembira. Kau akan melompat jika bersemangat. Dan kau akan berbaring jika lelah. Sedangkan aku hanya bisa terbang dan hinggap. Terbang dan hinggap."
"Kau lihat?" ujar gadis berpayung bening. "Syukurilah apa yang kau punya dan sebaiknya kau tetap memijak bumi. Karena jika kau mencoba terbang, tak akan mudah bagimu saat tahu itu tak mungkin. Kau belum mencobanya kan?"
"Belum," sahut anak kecil. "Aku hanya mencoba melayang."
"Sebaiknya jangan pernah. Pulanglah."
Si anak pergi tanpa menoleh

Sang gadis berkata pada Kutilang,
"Kau tahu, aku pernah mencoba menyapa orang-orang yang dahulu pernah kutemui. Tapi mereka tak ingat padaku. Sekali. Belasan. Puluhan kali. Tak mudah bagiku saat tahu itu tak mungkin."
Dan ia pun pergi tanpa menoleh



-grace

No comments:

Post a Comment